Saturday, September 29

KAU BAHAGIA KU JUGA BAHAGIA




BUAT SEORANG TEMAN YANG BERGELAR SAHABAT

kau pergi dan meninggalkan aku keseorangan,
mungkin kau menyangka aku kejam,
menyangka aku yang bersalah memburukkan keadaan,

tetapi jika kau ketahui sebetulnya apa yang sedang aku rasakan,
saat meninggalkanmu di belakang,
langkah ku kabur dengan menakung air mata yang mula berlinang,
ekor mataku tidak habis memandang.

aku menapak demi langkah,
terasa lemah dan goyah,
namun demi sebuah ketetapan,
yang tak mungkin kan terpadam,
aku tidak bisa berhenti berjalan,

ku teruskan langkah dengan payah,
terhambat segala impian yang tak sudah,
tercari pelangi-pelangi indah,
yang menghilangkan segala resah.

bukan sengaja ku mencoret semua ini,
tapi ingin memberimu pengertian yang pasti,
bahawa segala yang terjadi,
bukan kehendak hati ini,

jika aku dipersalahkan,
telah melukai dirimu dan harapan,
aku mohon agar aku dimaafkan,
cuma ku mohon kau dengarkan,
sesuatu yang ingin sangat aku ucapkan,
bahagialah wahai sahabat tersayang,
aku yang penuh kelemahan ini,
telah melukakanmu, wahai teman yang aku sayang,
sedangkan sebenarnya aku terlalu ingin menjadi sahabat yang sering mendamaikan resahmu,
sahabatnya yang menenangkan kebimbanganmu,
sahabat yang bersama di setiap peritmu,
sahabat yang sentiasa menadah telinga di setiap permasalahmu.
tetapi sebaliknya berlaku,
aku yang telah melukaimu,
dengan keadaan yang tidak pernah aku bayangkan,

harapanku sepertimu,
tetapi takdir menetapkan yang lain .





Friday, September 14

HARUSKAH AKU MENGELUH ...



MENGELUH ... HARUSKAH AKU MENGELUH

Haruskah aku mengeluh? Sedangkan Allah SWT memberikan nikmat Islam kepadaku. Nikmat yang menerangi jalanku. Nikmat yang menunjukan jalan menuju keselamatan. Nikmat yang memberi petunjuk untuk bahagia dunia akhirat.


Haruskah aku mengeluh? Sedangkan aku dianugerahkan dengan ibu bapa yang bijak, yang menjadi inspirasi hidupku, yang membimbingku ke arah hidup yang lebih baik, yang membesarkan dan mendidikku, yang tidak pernah jemu menjaga dan memanjakan agar aku membesar sihat, kuat, dan cerdas, yang rela berkorban demi kebaikanku.



Haruskah aku mengeluh? Sedangkan aku dijodohkan dengan seorang isteri yang cantik dan penyabar, yang sentiasa menemani tatkala aku suka mahupun duka, yang sentiasa mendoakanku selepas solatnya, yang sentiasa memberikan dorongan agar aku terus bergerak, yang memberikan kekuatan ketika aku lemah, yang tanpa lelah melayani keperluanku.

Haruskah aku mengeluh? Sedangkan aku dikelilingi saudara-saudara yang baik hati. Saudara yang suka menghibur aku, saudara yang sentiasa sedia membantu aku. Saudara yang sering aku minta nasihat dan pendapat. Saudara-saudara yang sentiasa berjuang bersama demi kebaikan bersama. Saudara-saudara yang memberi semangat agar aku berani menjalani hidup.



Haruskah aku mengeluh? Sedangkan aku diberikan banyak kelebihan. Aku memiliki kemampuan belajar, aku memiliki kemampuan berbicara, aku memiliki kemampuan menulis, dan keyakinan bahawa masih mampu memiliki kemampuan-kemampuan yang lainnya.

Dan banyak lagi nikmat dari Allah yang tidak mampu aku sebutkan. Tidak terhitung banyaknya! 
Jadi, mengapa harus aku mengeluh?


"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

kamu orng yang ke berape entah